fiqh alijtima` konsep mentauhidkan kalimat kaum muslimin
Konsep mentauhidkan kalimat kaum muslimin
Melihat
perkembangan shahwah dan dakwah Islamiyah hari ini, dengan banyak munculnya
regenerasi baru dalam berdakwah, merupakan sebuah bisyaratulkhair angin kemenangan
bagi kaum muslimin yang sedang menghampirinya, janji Allah swt dan rasulNya
akan kejayaan bagi kaum muslimin mulai terbuka tabirnya, namun dari sisi
lain kita melihat disamping perkembangan yang ada disana unsur-unsur perpecahan
antara kubu kaum Muslimin yang notabenenya ahlussunnah waljama`ah pun makin
merajalela, maka sudahlah tiba saatnya bagi para ulama dan du`at kaum Muslimin untuk
menyatukan kembali kalimat mereka!!!
"KADANGKALA SERUAN KITA
UNTUK KALIMAT TAUHID SERINGKALI
MELALAIKANKITA DALAM MENTAUHIDKAN
KALIMAT, DAN KADANGKALAPULA KETIDAK ULETAN
KITA DALAM SERUAN KALIMAT TAUHID MENJADIKAN
BUMERANG DAN PENGHALANG DALAM
MENTAUHIDKAN KALIMAT"
Sesuatu yang
tidak dapat kita pungkiri sesungguhnya akal yg sehat itu mengetahui akan
pentingnya nilai persatuan dan kebersamaan, maka dari sini datang syariat
islamiyah yg mengangkat permasalahan ini (alijtima`) atau perkumpulan dan
bahkan menjadikan kesepakatan atau ijma`nya kaum muslimin sebagai dalil dan hujjah
yg qat`i, dan sumber yg kuat dalam pentasyriatan sebuah hukum. Oleh karena itu
segala perkara yang menjurus kepada perselisihan dicela dalam syariat.
Syeikhul Islam
Imam Taqiyuddin RH berkata:”tidaklah satu kaum berkumpul dan bersatu kecuali kaum
tersebut akan berkuasa dan memimpin dan tidak pula satu kaum berselisih kecuali
akan membawa mereka kepada kehancuran”. Dengan izin
Allah swt kita akan berbicara mengenai topik ini dan membaginya dalam beberapa
poin penting, yang kita klarifikasikan sebagai berikut:
A. Anjuran Syariat dalam mentauhidkan kalimat dan bersatu diatas kebenaran:
1. firman
Allah swt: (واعتصمو بحبل الله جميعا ولا تفرقوا) artinya: dan berpegang teguhlah kalian dengan
tali Allah swt dan janganlah kalian bercerai-berai/berpecah belah.
2. Allah swt
menyucikan NabiNya dari kelompok2 yang berpecah belah, seraya mengatakan: (إن الذين يفرقون دينهم وكانوا شيعا لست منهم في شيء) artinya:dan sesungguhnya mereka yang
memecah belah agama mereka dan mereka itu berkelompok 2 , tidaklah engkau wahai
Muhammad termasuk dalam kelompok mereka.
3. kemudian
gambaran Rasulullah saw tentang keadaan kaum Muslimin yang diibaratkan dengan
satu tubuh.
مثل المؤمنين في تواديهم وتعاطفهم وتراحمهم كمثل جسد واحد إذا اشتكى منه العضو تداعى له سائر الجسد بالحمى والسهر
Artinya: perumpamaan
kaum muslimin dalam kasih sayang, dan kecintaan mereka seperti sebuah
tubuh yang kalau sekiranya salah satu anggotanya tersebut tertimpa duri maka
seluruh tubuhnya akan merasa demam dan berjaga malam.
Syeikhul Islam Imam Taqiyuddin RH mengatakan:”manusia itu makhluk social dalam tabi`atnya”.
4.diriwayatkan
oleh imam ahmad dalam kitab musnadnya:”orang mukmin yang berinteraksi dengan
manusia dan sabar terhadap kejahilan mereka lebih baik daripada mukmin yang
tidak berinteraksi dengan manusia dan tidak sabar terhadap kejahilan mereka.”
Dan dikecualikan dari hal ini ketika kaum muslimin berada dalam keadaan fitnah
yang mana pada saat seperti itu kadangkala yang meninggalkan kaumnya karena
khawatir terhadap fitnah lebih utama, sebagaimana sabdanya rasulullah
saw:
"إن الله يحب العبد التقي الغني الخفي"
Sesungguhnya Allah menyukai hambanya yang bertaqwa dan kaya
sekaligus tertutup dari orang2.
5.kemudian
ijma` kaum muslimin terhadap pengharaman berpecah belah dalam agama sebagaimana
ijmak ini dinukilkan oleh syaikulislam ibnu taimiyah rahimahullah ta`ala.
Yang pastinya
perselisihan dalam masalah ijtihadiyah tidak termasuk dari apa yang kita
sebutkan diatas,bahkan hal yang demikian itu pernah terjadi di zamannya
rasulullah saw ketika beliau mengatakan:barang siapa yang beriman dengan Allah
swt dan hari akhir maka janganlah dia shalat kecuali dibani quraidhah.
rupanya ketika mereka dalam perjalanan ke bani quraidhah tibanya waktu shalat
yang menyebabkan sebagian mereka melakukan shalat pada waktunya karena mereka
memahami perintah Rasul saw di atas supaya mereka bersegera dan bercepat2 dalam
perjalanan,sedangkan sebagian yang lain memahami perintah diatas adalah
perintah untk shalat di bani quraidhah maka mereka mengakhirkan shalat mereka
hingga di bani quraidhah.walaupun demikian Rasulullah saw tidak mencela satupun
dari mereka,dan sesama mereka pun para sahabat tidak saling mencela karena
perselisihan yang seperti ini tidak termasuk perkara yang dicela
pelakunya,wallahu`alam.
6.sebagian
para ulama yang mendefenisikan ahlussunnah waljama`ah dan mengatakan,assunnah
adalah dakwah untuk kalimat tauhid dan jama`ah adalah dakwah untuk mentauhidkan
kalimat.
maka sering
kalinya islam itu datang dan menututup celah2 yang menyebabkan perselisihan dan
perpecahan seperti diharamkannya dengki,bohong dan lain2 sifat yg tercela yg
menyebabkan perselisihan.syeikh islam ibnu taimiyah berkata:tidaklah satu kaum
berkumpul dan bersatu kecuali kaum tersebut akan berkuasa dan memimpin dan
tidak pula satu kaum berselisih kecuali akan membawa mereka kepada kehancuran”.di
tempat yang lain beliau mengatakan:setiap makin jauhnya rentang waktu antara
kita dengan rasulullah saw maka makin banyak pula munculnya perselisihan.
B.wasail dan
faktor2 penunjang persatuan:
1.beramar
ma`ruf dan melarang dari kemungkaran.disini dalam sebuah hadits yang panjang
baginda rasulullah saw pernah memberikan sebuah permisalan dengan sebuah kaum
yang ingin melakukan perjalanan dengan menggunakan kapal laut,dan kemudian
mereka melakukan undian dan sebagian dari mereka duduk di tingkatan paling
bawah sedangkan sebagian yang lain di atasnya,yang dibawah setiap kali
membutuhkan air mereka harus naik ke atas untuk mengambilnya sehinga akhirnya
membosankan kemudian mereka bermusyawarah untuk melobangi kapal dari bawah dan
mengambil air,rasulullah saw kemudian mengatakan:kalau sekiranya yg diatas
tidak melarang yang di bawah maka mereka smuanya akan tenggelam begitulah
perumpamaan orang yg tidak beramar ma`ruf nahyu mungkar.
2.seruan
untuk para pemimpin kelompok2 kaum muslimin ini untuk bersatu.karena mereka
adalah yg membawa kendali kaum muslimin dengan bersatunya mereka maka yang
lainnya yg dibawah mereka pun akan ikut bersatu.
3.harus
adanya pengetahuan mengenai sebab perselisihan yg ada,karena kalau kita
mengetahui bagaimana bisanya kita berselisih maka dengan itu akan mempermudah
kita untuk mengenal sebab yang menyebabkan persatuan dan menghilangkan
perselisihan tersebut.
4.mura`at
masail alkhilaf mendalami lagi mengenai permasalahan2 khilafiya,dengannya kita bisa membedakan perbedaan antara masalah usuliyah dan far`iyah,kemudian antara
masalah yang para ulama telah sepakat hukumnya dan permasalah yang masih
diperselisihkan,kemudian juga mengenai masalah2 yang dicela pelakunya dan yg
tidak dicela pelakunya,dan juga mengenai masalah ijtihadiyah dan lainnya…dan
tentunya ini bukan maknanya masalah yg diperbolehkan kita berselisih
mengenai hukumnya kita disini meninggalkan nasehat dan amar bi ma`ruf…!!!
Sebagaimana
yang dilakukan oleh para ulama najd yang pernah mengingkari banyak hal terhadap
imam asysyauqani alyamani akan tetapi ketika mereka melihat kegigihan imam
syauqani dalam memerangi kesyirikan di negeri yaman mereka meninggalkan
perselisihan mereka dengan beliau karena dikhawatirkan hal yang demikian itu
akan menjadikan hujjah bagi musuh2 dalam memerangi imam syauqani,,,maka
kadangkala kita boleh menyembunyikan apa yg kita ketahui karena kemashlahatan
yang kita liat di lapangan sebagaimana hadits keutamaan syahadat yg
diriwayatkan oleh mu`adz bin jabal RA.
Syaikul islam
berkata:"bukanlah yang alim itu yang bisa membedakan mana yang halal dan mana yg
haram,akan tetapi yg alim itu adalah yang bisa mengetahui mana yang terbaik
dari dua kebaikan dan mana yang terburuk dari dua keburukan,kemudian dia
mengamalkan yang terbaik dan meinggalkan yg terburuk".
5.melakukan
hiwar ataupun dialog antara kubu yang saling berselisih dengan mengikuti adab2
syar`I dalam berhiwar ,serta berlapang dada dalam menerima kebenaran dari
siapapun dia,imam syafi`I berkata:”saya tidak pernah berdialog atau berdebat
dengan satu orangpun kecuali saya memohon kepada Allah swt untuk menjadikan
kebenaran pada lisan/lidah lawan saya tersebut kecuali ketika saya berdialog
dengan para ahli bid`ah yang mengikuti hawa nafsu”.hal yang seperti ini
tentunya menunjukkan keikhlasan yang dimiliki oleh imam syafi`I rahimahullah.
6.memahami
bahayanya perpecahan ,dan factor terbesar yang menyebabkan kemunduran kaum
muslimin hari ini tidak lepas dari perselisihan dan perpecahan antar sesama
mereka.
7.berbaik sangka antara sesama
ahlussunnah waljama`ah.dan ini merupakan asas utama untuk bersatu sebagaimana berperasangka buruk merupakan asas utama dlm perpecahan.wallahualam
Ketika
membicarakan tentang persatuan maka secara otomatisnya akan muncul
pertanyaan,atas dasar apa kita bersatu??apakah kita berkumpul atas segala
sesuatu??ataupun kita hanya berkumpul dalam kebenaran???dan apa itu kebenaran
yg kita maksudkan????
Pertanyaan
diatas sangat besar untuk dijawab dalam sebuah artikel kecil seperti ini,akan
tetapi kita sedikit bisa menyimpulkan poin2 penting yang harus ada pada
kelompok yang akan kita ajak untuk bersatu,yang akan saya uraikan dalam poin
berikut ini:
C. asas yg
dijadikan landasan dalam berkumpul:
Dakwah dan
ajakan untuk bersatu yg kita sebutkan tadi tentu maksudnya adalah
berkumpul dalam kebenaran,walaupun kebenaran itu bersifat ushuliyah karena
berkumpul dalam masalah ijtihadiyah adalah sesuatu yang sangat sulit untuk
direalisasikan.
syeikh ibnu
utsaimin berkata:”kita mengajak kaum muslimin untuk menyatukan pandangan mereka
dan jalan yg mereka tempuh,bukan mengajak mereka untuk menyatukan pemahaman”.
Akan tetapi
kalau kita bisa menyatukan ushul dan furu` sekalian tentunya ini suatu yang
sangat menggembirakan,cahaya di atas cahaya.para imam yg empat seringkali
terjadi perselisihan antara mereka walaupun demikian mereka tetap para imam dan
ulamanya ahlussunnah,jadi dakwah yang kita canangkan ini bukanlah dakwah untuk
menyatukan kebathilan dan kebenaran dengan menutup mata terhadap agama dan usul
aqidah yg mereka sosongkan,akan tetapi dakwah kita ini hanya dakwah untuk para
ahlussunnah yang sepemahaman dalam usul aqidah dan manhaj alistidlali.lima poin
yang kita sebutkan dibawah ini rasanya cukup untuk menunjukkan kapasitas
keahlussunnahannya seseorang:
1.meyakini
rukun islam yg lima dan rukun iman yang enam,serta meyakini tingkatan agama yg
tiga:islam,iman dan ihsan sebagaimana terdapat didalam hadits jibril yg masyhur
dengan seluruh tafsilan perinciannya sebagaimana terdapat didalam kitab dan
sunnah nabawiyah.
2.meyakini
kebenaran masdar atau sumber syariat yg empat yang telah disepakati keshahihannya:alquran,assunnah,ijma`
dan qiyas yang shahih,serta menjadikan empat sumber ini sebagai landasan
pengambilan hukum dan syariat.
Syeikh islam
ibnu taimiyah berkata:
من قال بالكتاب والسنة والإجماع فهو من أهل السنة والجماعة
“Barang siapa yang berbicara dengan kitab,sunnah
dan ijmak maka dia termasuk dari golongan ahlussunnah”.
3.mengedepankan pemahaman sahabat dan para
ulama salafushshalih dalam memahami alquran dan assunnah,dan menjauhi kehendak
akal,serta hawa nafsu yang menyelisihi pemahaman mereka.
4.menjadikan
standar keshahihan ibadah itu dengan berkumpulnya tiga perkara: iman dengan
Allah swt,ikhlas karena Allah swt,dan mengikuti petunjuk rasulullah saw.
5.menjadikan
qawa`id dan maqasid syari`at yang telah disepakati keshahihannya sebagai
landasan ilmiyah dan amaliyah.
kalau telah jelas bagi anda siapa dia ahlussunnah?kesalahan dan kekurangan memang sesuatu yang tidak dapat dipungkiri,setiap kita adalah pelaku kesalahan dan sebaik2 pelaku kesalahan adalah yang berusaha untuk memperbaiki keselahannya,imam adzahabi
berkata:"kalau sekiranya setiap orang yang salah kita berdiri menentangnya
dan mebid`ahkannya serta menjauhkan orang2 darinya,maka tidakkan selamat dari
kita para ulama2 besar seperti:ibnu mandah,daruqudni dan lainnya,akan tetapi
Allahlah pemberi taufiq..."
allahuwaliyuttaufiq
Komentar
Posting Komentar